Nyaman adalah Jebakan

"Keluarlah dari zona nyaman."

Entah berapa kali ungkapan seperti ini tertangkap oleh panca indera Anda. Baik dari video-video motivasi, lirik lagu OST Filosofi kopi, atau pun buku-buku yang bertema pengembangan diri. Dan kebanyakan dari kita, setuju akan hal ini.

Namun, kali ini saya tidak mau mendebat ungkapan itu. Akan tetapi, izinkan saya menemanimu untuk membedah ungkapan ini sedikit lebih dalam. Khususnya, dalam konteks Indonesia dan perkembangan peradaban dunia.

Tahu nggak sih, mengapa Indonesia sampai saat ini masih gini-gini aja?

Pertanyaan yang kompleks. Jujur, banyak faktor yang mempengaruhi Indonesia masih menjadi negara berkembang hingga saat ini. Namun, jika kita lihat dari konteks historis, hal ini disebabkan karena masyarakat di negara kita sudah terjebak dalam zona nyaman.

Gimana tuh maksudnya?

Biar lebih gampang, mari kita ingat kembali lirik salah satu lagu Koes Plus yang berjudul Kolam Susu. Saya kira, hampir semua orang pernah mendengarkan lagu legendaris ini.

"Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman"

Ya, se-istimewa itu Indonesia. Ibarat menancapkan kayu saja, suatu saat, kayu itu akan berubah jadi pohon tanpa Anda harus merawatnya. Dan ini bukanlah dongeng, namun memang kenyataan. Tanah Indonesia begitu suburnya.

Namun, kenikmatan itu justru menjadi bumerang bagi Indonesia. Karena tanah kita terlalu subur, justru membuat kita lebih bermalas-malasan untuk melakukan inovasi. Akibatnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi lebih lambat. Ditambah lagi, fakta bahwa Indonesia cuma mempunyai dua musim membuat kita tak perlu terlalu banyak inovasi kalau hanya untuk bertahan hidup.

Beda cerita dengan negara-negara barat yang kebanyakan sumber daya alamnya terbatas. Ditambah lagi, di sana rata-rata punya empat musim. Dengan kondisi yang seperti ini, masyarakat di tempat itu dari zaman dahulu sudah terbiasa untuk lebih struggle dalam menjalani kehidupan. Di musim yang berbeda-beda itu, tentu membutuhkan semakin banyak pengetahuan, teknologi, dan alat yang harus digunakan bahkan untuk hanya bertahan hidup.

Dari titik itulah, negara yang memiliki banyak musim mempunyai privilege berupa fakta historis yang membentuk kemajuan struktural yang menjadi realitas masa kini.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Ya, Indonesia masa kini masih dalam zona nyaman. Punya segalanya, tapi tak punya kendali seutuhnya. Dikendalikan oleh mereka yang sebenarnya punya keterbatasan sumber daya. Miris.

Kalau Indonesia mau menjadi maju, harus berani keluar dari zona nyaman. Bukan hanya sebagian individu, namun harus berbenah secara kolektif. Namun, memang dibutuhkan sekolompok individu yang menjadi penggerak perubahan.

Paradigma-paradigma lama tentang kehidupan serba nyaman yang sudah mengakar kuat dalam masyarakat, agaknya memang harus sedikit direkonstruksi agar bisa bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat.

Kalau kita punya sumber daya yang melimpah namun tak bisa memanfaatkannya, yang ada kita hanya menjadi negara boneka.

Semoga, kita bisa segera 'keluar dari zona nyaman'.
Nyaman adalah Jebakan Nyaman adalah Jebakan Reviewed by David Aji Pangestu on 2/22/2021 08:22:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.