Saya bukan oposisi atau pun pendukung garis keras Jokowi beserta kabinetnya. Namun, saya hanya ingin menyampaikan unek-unek saya terkait kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang dimulai sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Yang cukup menggelitik dari kebijakan ini adalah akhir dari aturan ini adalah 20 Juli 2021, yakni bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha kaum muslimin. Saya sempat mendengar argumen dari seseorang kalau kebijakan ini agaknya menyembunyikan pesan terselubung. Apakah sengaja diberlakukan PPKM sampai tanggal tersebut untuk membatasi ruang gerak muslimin? Dalam arti lain, mengekang kaum muslimin biar nggak ibadah, gitu? Itu kata seseorang tadi, bukan saya loh. Ditambah lagi, dia bilang, apakah hal tersebut juga akan diberlakukan ketika natal nanti? Aduh, sudah husnudzon, membawa ibadah agama lain lagi.
Kalau argumen sederhana saya itu gini. Umat
Islam di Indonesia kan banyak. Kalau saya baca di web Kompas, umat Islam di Indonesia
ada 87,2 persen atau sekitar 227 juta jiwa. Kalau pun memang tujuan pemerintah
memang benar-benar untuk membatasi ruang gerak kaum muslimin ketika Idul Adha,
ya nggak bisa diartikan secara satu perspektif buruknya saja. Justru, kalau
melihat sisi positifnya, ini malah niat baik. Pemerintah nggak mau umat Islam
yang sebegitu banyaknya terpapar Covid-19 karena ngumpul dengan sembarangan.
Kalau ada PPKM minimal bisa meminimalisir lah. Toh, masih bisa Shalat Idul Adha di
rumah kalau memang kondisinya belum memungkinkan. Masalah kurban ya sudah ada
panitianya sendiri, tinggal menyesuaikan.
Walaupun pemerintah juga sering
aneh dalam mengambil kebijakan, ya kita nggak boleh menilai dari satu sisi
saja. Masalah birokrasi Indonesia itu kompleks. Sebelum pandemi sudah ruwet, ditambah
pandemi yang nggak tahu kapan selesainya ini. Tambah mbulet!
Seruwet-ruwetnya kebijakan
pemerintah, kita sebagai wong cilik sementara ya lakukan yang bisa dilakukan.
Kalau mau pandemi cepat kelar, ya ikut vaksin dan tetap jaga prokes.
Kalau memang ada kebutuhan yang mendesak untuk keluar rumah, ya terus jaga
diri. Jangan menyepelekan mentang-mentang pemerintahnya aneh kita yang ikut
bandel. Hadeh.
Itu aja. Simpel dan sedikit tidak jelas (mungkin).
Tidak ada komentar: