Bagi yang kenal sejak SMA, pasti tahu kalau dulu saya menghabiskan masa sekolah dengan aktif di organisasi dan jualan online. Terutama, jualan buku. Pokoknya, kalau ada David, bahasannya nggak jauh-jauh dari buku.
Bisa jualan buku sebenarnya adalah hal yang tak disengaja. Dulu pas main Facebook, nggak sengaja lihat postingan orang yang jualan buku denga harga murah. 100 ribu dapat 5 buku kalau nggak salah. Pikir saya, menarik nih. Akhirnya tanya-tanya deh ke dia memastikan harga walau nggak jadi beli.
Singkat cerita, saya sering melihat story WhatsApp orang tersebut yang berisi promo buku. Hampir setiap hari. Sempat terganggu dan membisukannya. Namun, pada akhirnya kepo juga.
"Kak, kalau mau ikut jualan buku apakah bisa?"
Kebetulan waktu itu juga butuh duit buat ngelunasi utang ke kakak yang saya pinjam uangnya buat modal jualan yang nggak balik modal.
"Bisa kak, tapi di tempat saya belum ada rekrutmen lagi. Ini saya kasih ke distributor sebelah."
Dari situ, akhirnya saya mengenal Bacaan Kita. Tepatnya di akhir tahun 2018. Sekitar 4 tahun lalu. Dan dari sinilah saya memulai banyak hal; belajar jualan online secara serius, mendapatkan banyak relasi, belajar bisnis, mendapatkan profit di usia muda, dan sebagainya. Bacaan Kita tempat saya bangkit untuk memulai hal-hal baru. Dunia yang baru.
Sayangnya, hal itu tidak bertahan lama. Setahun kemudian, saya harus rela melepas sekitar 100 tim yang sudah terkumpul. Alasannya klasik, ingin fokus sekolah. Ya, waktu itu mendekati masa-masa sibuk kelas 12 SMA.
Sejak saat itulah, masa kejayaan saya di jualan online tidak pernah benar-benar membara lagi. Beberapa kali jualan online, nggak pernah selaris ketika di tahun 2019. Entah kenapa. Hubungan dengan kawan-kawan bisnis termasuk Bacaan Kita pun semakin renggang apalagi ketika sudah masuk kuliah. Dunia jualan mulai terasa asing.
4 tahun berlalu, takdir mempertemukan saya kembali dengan Bacaan Kita. Di saat saya benar-benar butuh dukungan finansial, Mas Wahyu—Pemilik Bacaan Kita, membantu dan menerima dengan senang hati. Per hari ini, saya menjadi bagian internal keluarga Bacaan Kita.
Dengan pengalaman yang saya punya dan relasi yang pernah terjalin dengan baik sejak beberapa tahun lalu, Mas Wahyu mengamanahkan saya untuk melalukan apapun yang bisa dilakukan agar Bacaan Kita semakin berkembang. Baik secara internal, maupun kebermanfaatan ummat.
Walaupun belum benar-benar terbayang yang akan dilakukan, saya telah bangkit kembali. Saya punya harapan. Bacaan Kita memang layak saya sebut sebagai tempat untuk bangkit.
Terima kasih, Mas Wahyu.
Bacaan Kita, Tempat untuk Bangkit
Reviewed by David Aji Pangestu
on
11/19/2022 10:58:00 PM
Rating:
Tidak ada komentar: