Menjelang Tiga Bulan Menjadi CPNS di Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Senin, 18 Agustus 2025, saya hanya bersantai di kos menikmati cuti bersama pasca ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan tempo hari. Kebetulan, saya kemarin juga bertugas saat upacara. Jadi komandan peleton. Bukan hal baru, tetapi tetap ada saja tantangannya. Ini pertama kalinya bertugas dalam pelaksanaan upacara di luar kegiatan sekolah.
![]() |
Menjadi Komandan Peleton pada Upacara Kemerdekaan di UPT Latkesmas Murnajati |
Rasanya, menjadi seorang CPNS, memang penuh kejutan dan hal yang tiba-tiba, termasuk menjadi petugas upacara ini. Meskipun tugasnya hanya gitu-gitu aja dan nggak ribet, tetapi bagi sebagian CPNS lainnya, ini cukup mendadak. Khususnya bagi yang sudah lama tidak upacara atau tidak pernah menjadi petugas upacara selama hidupnya.
Nama-nama petugas baru diumumkan 13 Agustus 2025, hanya selang beberapa hari sebelum pelaksanaan Upacara Kemerdekaan.
Selain masalah upacara, saya juga menemukan beberapa hal yang agaknya memang cukup dadakan atau kejar tayang. Mulai dari pengumuman tahapan selama proses pendaftaran, perjalanan dinas, hingga pembekalan dari Gubernur yang sempat tertunda beberapa kali.
Entah sudah mendarah daging atau ada alasan lain, budaya dadakan ini perlu diperbaiki. Takutnya, akan memengaruhi kinerja pelayanan kepada masyarakat jika sudah sudah berubah menjadi kebiasaan.
Jarak Umur yang Jauh dan Beragam
Sebelum bekerja di UPT Latkesmas Murnajati yang merupakan badan di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, saya telah magang dan bekerja di beberapa tempat. Pada tempat kerja sebelumnya, jarak umur pekerjanya tidak jauh berbeda. Kalau pun ada yang lebih senior, tidak sampai lebih dari 10 tahun.
Agaknya, hal ini cukup berbeda ketika di pemerintahan, khususnya posisi saya sebagai CPNS. Bagi individu yang baru lulus kuliah tahun 2024, sudah otomatis saya menjadi yang termuda di antara yang lain. Tidak hanya satu angkatan CPNS, tetapi barangkali satu kantor.
Sejauh ini, memang tidak ada kendala atau permasalahan yang fatal. Namun, kadang rasanya lucu dan campur aduk perasaan lainnya pada kondisi tertentu. Rekan kerja di kantor, cukup banyak yang seusia orang tua saya. Satu angkatan CPNS pun, usianya tidak jauh beda dengan kakak-kakak saya.
Ada momen saat saya merasa seumuran dengan mereka, tetapi ada juga saat saya merasa sungkan untuk menyampaikan pendapat karena jarak usia yang terlalu jauh. Terkadang, bukan hanya karena merasa segan, tetapi ketakutan bahwa sudut pandang kami terlalu beda. Keresahan gen z kadang tidak relatable untuk generasi-generasi sebelumnya.
Hal yang menurut saya adalah suatu masalah dan perlu diperbaiki, belum tentu yang lain merasakan hal sama. Mungkin, sudah waktunya mengucapkan, "Justru itulah rasa asyiknya".
Penentuan Target Kerja yang Berbeda
Banyak yang bilang, kalau kerja di pemerintahan khususnya berstatus ASN itu hidup sudah terjamin. Mau kerja yang penting target tercapai atau ngoyo sampai melebihi jam kerja, gajinya juga sama saja. Sebagai orang yang baru saja berstatus CPNS, saya bisa bilang bahwa tidak salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar.
Apapun itu, sejatinya anggapan tersebut ada karena memang kerja di pemerintahan itu pada umumnya adalah fokus pada pelayanan ke masyarakat, bukan mencari profit. Alhasil, target kerjanya ya berorientasi pada pelayanan. Dan sebagian besar instansi dan formasi yang ada, bisa kerja sesuai jam yang telah ditentukan. Meski, ada pengecualian untuk instansi dan formasi tertentu.
Berbeda pada sektor swasta, target pekerjaan biasanya orientasi pada profit. Semakin efektif dan efisien mekanisme kerja yang dilakukan, maka akan lebih bagus. Pasalnya, jika produktivitas meningkat, pendapatan perusahaan juga ikut naik. Dengan itu, gaji karyawan sangat mungkin juga mengalami kenaikan.
Perbedaan inilah yang menyebabkan budaya kerjanya juga berbeda. Meski, sektor pemerintahan sekarang juga sudah mulai berbenah dengan menerapkan Good Governance dan pendekatan sejenisnya. Namun, memang masih jauh dari kata sempurna.
Posting Komentar