Perbedaan Ujian Sekolah dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi


Oke, jadi tulisan ini saya buat untuk menjawab pertanyaan seperti:

"Mas, nilai rapor untuk masuk Manajemen UGM berapa ya?"
"Kalau mau masuk jurusan Akuntansi, nilai UTBK-nya harus berapa ya Mas?"

Dan pertanyaan sejenisnya.

Intinya, masih banyak yang bertanya tentang patokan nilai untuk masuk jurusan tertentu. Padahal, yang namanya seleksi masuk perguruan tinggi, nggak ada patokan nilai seperti itu. Nggak ada nilai minimumnya. Beda sistemnya kalau dibandingkan ujian sekolah yang ada namanya KKM (Kriteria Kelulusan Minimum).

Adapun nilai mininum rapor/nilai UTBK, passing grade, dan semacamnya yang tersebar di internet kebanyakan hanya menggambarkan sebagian sampel di tahun-tahun sebelumnya saja, bukan keseluruhan dan berlaku sepanjang waktu. Bisa saja berubah drastis di tahun berikutnya.

Biar semakin jelas, akan saya paparkan satu per satu.

Pertama, UJIAN SEKOLAH.

Ujian di sekolah, baik itu ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester itu bisa dinamakan juga ujian yang bersifat evaluasi. 

Gimana tuh maksudnya?

Intinya, ujian tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tentang materi/bahasan tertentu. Kalau ujian akhir semester, yang keluar ya materi yang sudah dibahas pada semester tersebut. Nggak mungkin ada soal yang out of topic, kecuali ada oknum guru yang bikin soal gak sesuai materi. Ini beda cerita.

Kalau nilainya dapat di atas KKM semua alias bagus-bagus, ya bakal tuntas semua. Nggak ada yang sistem gugur. Nilai bagus, ya bakal tuntas/naik kelas/lulus semua.

Kedua, SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI.

Yang namanya seleksi, pasti ada istilahnya sistem gugur. Semisal pendaftarnya 1.000 orang, tetapi kuotanya cuma 50 orang, maka dipilih 50 terbaik saja dari total pendaftar. Sedangkan, 950 orang lain gugur alias tidak lolos.

Bagaimana cara mencari 50 orang terbaik?

Gampangnya, didapatkan dari nilai yang tertinggi. Tinggi-tinggian nilai dari peserta lainnya. Apapun seleksi masuknya, secara umum sistemnya kayak gini. Baik itu SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri.

Jadi gak ada patokan pasti berapa nilai yang harus dipunyai, sertifikat apa saja yang harus dilampirkan, dan lain sebagainya. Yang jelas, nilaimu harus lebih tinggi secara relatif dari peserta lain. Kalau nilai rapor 87 termasuk tinggi di sekolahmu, bukan berarti akan auto lolos pas SNMPTN. Jika diambil dari contoh sebelumnya, kalau nilai 87 bukan termasuk 50 terbaik, maka ya gak lolos. Apalagi masih ada kriteria lain untuk konteks SNMPTN.

Begitu pula dengan SBMPTN. Gak ada patokan nilai UTBK 600 misalnya, auto bisa masuk Manajemen UGM. Nggak gitu konsepnya. Bisa jadi nilai segitu pas tahun 2020 bisa lolos, bukan berarti pas tahun 2021 akan berlaku hal yang sama. Sekali lagi, tergantung dengan saingan kita.

Di seleksi tes masuk perguruan tinggi yang sifatnya ada tes kayak UTBK, biasanya soal yang diujikan tidak ada patokan bakunya. Berbeda dengan soal ujian sekolah yang bersifat evaluasi. Batasan materi yang diujikan disampaikan secara jelas. 

Jadinya, soal seleksi ini sifatnya lebih luas dan relatif sulit. Mengapa? Karena memang untuk menyeleksi. Dalam arti lain, mencari yang terbaik dari yang terbaik sesuai kuota yang tersedia. 

Begitu penjelasan sederhananya. Jadi, jangan tanya lagi perihal patokan nilai untuk masuk jurusan tertentu ya! 😁

Oh ya, untuk jawab pertanyaan yang ada di gambar kiriman ini adalah iya, lebih susah UTBK. Hal ini dikarenakan UTBK materi yang diujikan lebih luas dan sifatnya seleksi. Akan tetapi, tenang saja. Mulai tahun 2021 istilah ujian nasional ditiadakan, kan?

Semoga bermanfaat. Bagikan ke teman seperjuanganmu





Perbedaan Ujian Sekolah dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Perbedaan Ujian Sekolah dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Reviewed by David Aji Pangestu on 1/03/2021 03:50:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.